Awalnya Doregs (Vokal), Apin (Lead)
dan Adm (Rhytem) bersekutu dalam sebuah project musik bernama Destroyed.
Bersama sejumlah kawan lain, ketiganya sempat malang melintang pada
sejumlah gigs di seputaran Timor Leste. Namun ketika Doregs akhirnya
hengkang ke Australia untuk meneruskan study, sementara Apin dan Adm ke
Surabaya untuk kepentingan yang sama, project ini terpaksa terhenti
sesaat.
Diseberang sana, Australia di tahun 2011, Doregs mendadak rindu untuk
kembali berkarya bersama rekan-rekan sejawatnya. Tak kuat menahan
hasrat, sebuah lagu yang di beri tajuk " Laiha Vontade " akhirnya di
tulis dan dikonsultasikan secara online lewat facebook maupun sms kepada
Apin dan Adm. Tak disangka, keduanya merespon dengan baik, terlebih
karena keduanya ternyata mengalami kegelisahan bermusik yang sama.
Intensitas komunikasi menjadi sering terjadi. Ketiganya juga membahas
bagaimana membuat karya musik yang berbeda dengan apa yang sedang
menjadi trend Timor Leste saat ini. Konsep musik yang lebih rock dan
gelap diputuskan untuk menjadi ornamen musik mereka, selain itu unsur
digital loop akan dimunculkan untuk memberi nuansa musik posmo. Bagi
mereka, konsep ini bisa jadi merupakan sebuah spekulasi mengingat di
negara mereka (Timor Leste), justru sedang marak lagu-lagu cengeng yang
mendayu-dayu. Tak tanggung-tanggung, mereka memilih Jakarta, Indonesia,
sebagai dapur produksi.
Meski hanya membuat sebuah single, project trio yang kemudian diberi
nama " Doregs 89" ini berharap bisa menghasilkan karya yang bisa membawa
perubahan bagi trend Timor, baik dari sisi genre maupun dari sisi
kualitas sound.
" Kami sangat sadar bahwa masalah sumber daya manusia di balik layar
produksi turut menentukan hasil, karena itu kami nekad jauh-jauh datang
ke Jakarta untuk bertemu kreator-kreator yang paham soal sound maupun
visual. " Ujar Doregs dengan bahasa Indonesia yang sedikit terbata-bata
saat bertandang ke redaksi Pagerzine.
" Di Jakarta, kami mempercayakan kualitas perekaman pada Agus Hardiman,
sementara dari sisi video musik kami bekerjasama dengan Dionys
Dhewanindra. " Sambung Apin, sang gitaris nan pendiam." Sengaja kami
buat single terlebih dahulu untuk tahu seperti apa respon masyarakat
setelah karya kami ini resmi rilis di tahun 2012 di radio dan TV Timor
Leste ", lanjutnya.
Ditanya tentang planning ke depan, Doregs 89 berencana akan segera
meluncurkan album yang materi lagunya kebetulan telah disiapkan
jauh-jauh hari. Kemungkinan album tersebut akan direkam di studio mini
mereka sendiri, sementara polesan pasca produksi tetap akan diusung ke
Jakarta mengingat mereka tetap tak ingin main-main menyangkut hal mixing
dan mastering.